Liputan6.com, Buenos Aires: Buntut dari terpilihnya Qatar menjadi tuan rumah penyelenggara putaran final Piala Dunia (PD) 2022 seusai dengan hasil pemungutan suara yang dilakukan Komite Eksekutif FIFA di markas besar lembaga otoritas sepakbola tertinggi di dunia itu di Zurich, Swiss, Kamis (2/12) lalu (Baca: Qatar, Tuan Rumah PD 2022). Salah satu dari 22 anggota Komite Eksekutif yang mempunyai hak memilih, Julio Grondona, yang juga menjabat sebagai Presiden Asosiasi Sepakbola Argentina (AFA), dituding menerima suap sebesar 78,4 juta dolar AS atau sekitar Rp 705 miliar dari Asosiasi Sepakbola Qatar (QFA).
Tudingan dimaksud dilansir harian terkemuka di AS, Wall Street Journal, dalam edisinya pada Jumat (3/12). Dalam voting, Qatar mengungguli AS, yang semula disebut-sebut sebagai kandidaft favorit. Dana dimaksud diperuntukkan untuk membangkitkan kembali gairah kompetisi domestik di Argentina menyusul krisis finansial yang melanda AFA. Dana sebesar itu diberikan langsung kepada Grondona.
Namun, Grondona dengan tegas membantah dirinya telah menerima suap dari Qatar dan juga menampik jika dikatakan AFA sedang berada dalam krisis keuangan atau terbelit utang. Saya tidak akan memercayai apa yang orang katakan. Faktanya, AFA mempunyai ikatan kontrak yang solid dengan Pemerintah Argentina. Sejauh ini, hubungan itu berlangsung dengan baik, tegas Grondona.
Berbeda dengan pemungutan suara pemilihan host PD 2018 yang berlangsung dalam dua putaran, pemilihan tuan rumah PD 2022 berjalan lebih menegangkan. Di putaran pertama, Australia tersingkir karena hanya mendapatkan satu suara. Empat kandidat lainnya maju ke putaran kedua, Jepang (3), AS (3), Korea Selatan (4), dan Qatar (11).
Di putaran kedua, jumlah suara Qatar justru berkurang menjadi 10 suara, sementara Jepang tereliminasi karena menjadi kandidat dengan jumlah suara terendah hanya mendapat 2 suara. Korsel dan AS yang masing-masing mendapat 5 suara maju ke ronde ketiga.
Di putaran ketiga, jumlah suara Qatar kembali menjadi 11 suara. Dengan mengantongi enam suara, AS menyingkirkan Korsel yang tetap mendapat lima suara. Di putaran terakhir, Qatar secara meyakinkan mendapat 14 suara, enam suara lebih banyak dibanding jumlah yang diterima AS, delapan suara.(MEG/Reuters)
sumber 1 : liputan6.com
sumber 2 : yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar