Mereka berlaga di panggung olahraga mengusung nama Indonesia. Namun
tampaknya kisah kejayaan mereka hanya sesaat. Setelah turun dari
panggung kejuaraan dengan membawa berbagai medali dan beragam prestasi
untuk Indonesia, nasib mereka pun dilupakan. Berikut adalah daftar
beberapa dari banyak nama atlet yang terlupakan versi OktoMagazine.com.
Suharto
Pria yang berprofesi sebagai tukang becak di sekitar kawasan wisata religi Makam Sunan Ampel, Surabaya tersebut adalah salah satu atlet Indonesia yang berhasil merebut emas di ajang SEA Games 1979 untuk nomor “Team Time Trial” 100 kilometers. Bersama timnya saat itu ia berhasil mengangkangi Malaysia dan Thailand untuk merebut medali emas. Dua tahun sebelumnya, masih di ajang yang sama, ia juga menyumbang perak untuk nomor jalan raya beregu dan perorangan.
Pria yang berprofesi sebagai tukang becak di sekitar kawasan wisata religi Makam Sunan Ampel, Surabaya tersebut adalah salah satu atlet Indonesia yang berhasil merebut emas di ajang SEA Games 1979 untuk nomor “Team Time Trial” 100 kilometers. Bersama timnya saat itu ia berhasil mengangkangi Malaysia dan Thailand untuk merebut medali emas. Dua tahun sebelumnya, masih di ajang yang sama, ia juga menyumbang perak untuk nomor jalan raya beregu dan perorangan.
Hasan Lobubun
Anda mungkin tidak mengenalnya. Namun ia sempat dipuja sebagai jawara. Ia adalah mantan juara nasional kelas Bantam Junior di tahun 1987. Kini ia harus menjalani hidup yang sangat tragis. Ia harus mencari rejeki dengan mengais-ngais di tempat sampah dan tumpukan barang-barang bekas. “Saya tiap hari tidur di masjid Tanah Abang 4, karena tidak punya rumah di Jakarta,” ujarnya kepada Kompas.com seperti dikutip oleh OktoMagazine.com.
Anda mungkin tidak mengenalnya. Namun ia sempat dipuja sebagai jawara. Ia adalah mantan juara nasional kelas Bantam Junior di tahun 1987. Kini ia harus menjalani hidup yang sangat tragis. Ia harus mencari rejeki dengan mengais-ngais di tempat sampah dan tumpukan barang-barang bekas. “Saya tiap hari tidur di masjid Tanah Abang 4, karena tidak punya rumah di Jakarta,” ujarnya kepada Kompas.com seperti dikutip oleh OktoMagazine.com.
Wempi Wungau
Memenangkan beberapa penghargaan di ajang SEA Games sejak 1989 sampai 1997 dan sempat meraih medali perak Asian Games 2002 tidak otomatis membuat nasibnya ikut membaik. Ia tidak hanya menerima medali dan piala, namun juga janji-janji dari pemerintah yang pada akhirnya tidak bisa ditepati. Bahkan uang hadiah hasil jerih payahnya membela nama Indonesia “disunat” oleh oknum KONI.
Memenangkan beberapa penghargaan di ajang SEA Games sejak 1989 sampai 1997 dan sempat meraih medali perak Asian Games 2002 tidak otomatis membuat nasibnya ikut membaik. Ia tidak hanya menerima medali dan piala, namun juga janji-janji dari pemerintah yang pada akhirnya tidak bisa ditepati. Bahkan uang hadiah hasil jerih payahnya membela nama Indonesia “disunat” oleh oknum KONI.
Rusdi Bahalwan
Di kala muda, alm. Rusdi Bahalwan adalah bek kiri andalan tim nasional era 70-an dan berhasil meraih berbagai gelar internasional. Setelah gantung sepatu, Rusdi melatih Persebaya hingga membawa tim Bajul Ijo menjadi juara perserikatan. Tahun 2003 ia terserang penyakit degeneratif atau penurunan fungsi tubuh dan keseimbangan dan tetap tak ada perhatian dari pemerintah ataupun PSSI sampai ia meninggal pada 7 Agustus 2011.
Di kala muda, alm. Rusdi Bahalwan adalah bek kiri andalan tim nasional era 70-an dan berhasil meraih berbagai gelar internasional. Setelah gantung sepatu, Rusdi melatih Persebaya hingga membawa tim Bajul Ijo menjadi juara perserikatan. Tahun 2003 ia terserang penyakit degeneratif atau penurunan fungsi tubuh dan keseimbangan dan tetap tak ada perhatian dari pemerintah ataupun PSSI sampai ia meninggal pada 7 Agustus 2011.
Ellyas Pical
Sebelum kehadiran Chris John, Indonesia sudah mempunyai juara dunia di cabang tinju. Ellyas Pical adalah mantan juara kelas Bantam Junior versi IBF yang ia rengkuh saat mengkanvaskan Ju Do-chun asal Korea Selatan pada ronde ke 8 tahun 1985 di Jakarta. Namun ia mengalami masa-masa kelam setelah pemerintah mengabaikan segala prestasinya. Ia sempat terlibat kasus narkoba dan mendekam di penjara. Ia juga sempat dijanjikan sebuah rumah dan dana pensiun dari mantan Menpora Adhyaksa Daud selepas masa tahanannya. Namun janji tersebut tak pernah ditepati. (Kompas/Media Indonesia/Liputan 6/andreas@oktomagazine.com)
Sebelum kehadiran Chris John, Indonesia sudah mempunyai juara dunia di cabang tinju. Ellyas Pical adalah mantan juara kelas Bantam Junior versi IBF yang ia rengkuh saat mengkanvaskan Ju Do-chun asal Korea Selatan pada ronde ke 8 tahun 1985 di Jakarta. Namun ia mengalami masa-masa kelam setelah pemerintah mengabaikan segala prestasinya. Ia sempat terlibat kasus narkoba dan mendekam di penjara. Ia juga sempat dijanjikan sebuah rumah dan dana pensiun dari mantan Menpora Adhyaksa Daud selepas masa tahanannya. Namun janji tersebut tak pernah ditepati. (Kompas/Media Indonesia/Liputan 6/andreas@oktomagazine.com)
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar