Sebuah hari yang membawa rejeki bagi Brandon Cersino, 40, adalah hujan. Sebuah hari yang buruk adalah cuaca yang cerah dan orang lebih memilih jalan kaki, terutama untuk jarak pendek.
Brandon mengemudi becak untuk mencari nafkah. “Kini saya semakin sulit untuk mendapatkan lebih banyak penumpang karena sudah ada lebih dari 1.000 tukang becak di sini. Saya kadang-kadang berharap hujan setiap hari sehingga orang benar-benar harus mengambil tumpangan di becakku,” katanya.
Di Filipina, becak dikenal sebagai pot-pot, (nama diambil dari bunyi klaksonnya).
Tapi, akibat keadaan ekonomi keluarga, sejumlah orang Filipina menjadikan becak sebagai sumber yang instan untuk “mata pencaharian,” terutama bagi masyarakat miskin, tidak berpendidikan dan tidak memiliki terampil.
Sekarang, becak bisa terlihat di hampir semua sudut jalan di negara itu.
Brandon, yang masih single, mengatakan pekerjaan itu mungkin tidak cocok baginya, tetapi dia sangat menikmatinya, karena “pekerjaan” itu baik bagiku.
“Hal itu lebih baik daripada tidak memiliki pekerjaan sama sekali. Selain itu, pekerjaan ini menjadi latihan sehari-hari saya,” katanya, sambil menyetir dengan bangga.
Dia mengatakan dia tidak keberatan dengan apa yang dikatakan orang tentang dirinya selama dia mendapatkan uang dengan jujur dan membantu saudara-saudaranya untuk biaya sekolah mereka.
Seperti Brandon, sebagian besar tukang becak di kota Carigara hanya menyewa becak. Sebuah becak baru disewa 12.000 hingga 15.000 peso (US $ 279-US $ 349), tergantung pada desain dan fitur dari becak tersebut.
Karena dia tidak mampu membayar dengan harga kontan, Brandon memilih untuk membayar cicil. Ia membayar kepada pemilik becak 35 peso sehari. Kemudian Brandon menggunakan uang yang sisa untuk membeli makanan dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
“Saya harus mengemudi dari jam 05.00 pagi sampai larut malam sehingga saya bisa memiliki laba bersih sebesar 150 peso,” katanya.
Ia mengatakan meskipun jam kerja yang panjang dan keras ia masih memperoleh penghasilan “cukup” untuk sebuah rumah tangga yang memiliki tujuh anggota.
Tarif reguler untuk becak tetap sama meskipun kenaikan harga di hampir semua barang dan jasa di negara ini. Seorang penumpang membayar minimal 5 peso per perjalanan atau tergantung jarak dan perjanjian lainnya.
Brandon mengatakan dengan mengemudi becak ia tidak hanya menghadapi situasi keras, tapi juga berbahaya.
“Saya tidak menerima sumbangan sukarela dari SSS (Social Security System). Dan tampaknya tidak ada organisasi yang membantu kami,” kata Brandon mengeluh.
Banyak tukang becak seperti Brandon mendapat ejekan dan marah dari kendaraan lain, karena mereka membuat kemacetan lalu lintas setiap kali mereka mengambil penumpang di jalan-jalan sibuk atau jalan biasa yang digunakan oleh banyak orang.
“Mereka melihat kami sebagai ‘pengganggu’ di jalan. Saya berharap pemerintah memberi kami jalan sendiri,” katanya.
Kota Carigara memiliki lebih dari 10 bisnis becak, sebuah tanda bahwa bisnis ini memang menjanjikan.
Dari waktu ke waktu, penghasilan harian Brandon menyusut karena tukang becak lain di kota-kota tetangga juga mengadu nasib ke kota Carigara.
Tapi, pertanyaan yang paling “menantang” Brando adalah apakah dia bersedia untuk menikah dan membina keluarga, mengingat ia sudah tua.
“Saya masih tidak berpikir tentang hal itu. Saya takut masa depan anak-anak saya akan mengalami kelaparan dengan penghasilan kecil,” katanya.
Sumber: Meager wages are just one of many challenges for trishaw drivers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar